Sebagian dari kalian mungkin asing dengan The Grounds of Alexandria, yang ada di Sydney itu. The Grounds of Alexandria sendiri merupakan kafe atau resto tematik, yang menyajikan nuansa 'hijau' nan menyegarkan. Penampakannya kurang lebih seperti ini. The Grounds of Alexandria yang ada di Sydney Nah, buat kalian yang mau merasakan nuansa tempat nongkrong yang seperti itu. Tak perlu jauh-jauh. Ada di Kota Batu! Retrorika namanya. Retrorika Coffee Bar & Resto, lengkapnya. Di Desa Bumiaji letaknya. Ada di Google Maps, atau bisa dicari via Instagram @retrorika.id . Buka hampir setiap hari. Jam 11.00-00.00 WIB untuk hari biasa, dan 10.00-00.00 WIB di akhir pekan. JANGAN LUPA, kafe ini tutup setiap hari KAMIS. Jangan seperti CPI yang melewatkan informasi tersebut. D engan percaya dirinya 'nyengklak' motor Vario 150 2019, dari Pemkot mBatu ke Jl. Dewi Mutmainah No. 2 Desa Bumiaji. Motor yang cukup gede untuk ' wong cilik ' dengan tinggi 150an cm. ...
Assalamualaikum
wr. wb.
Yang
saya hormati Bapak Basuki dan teman-teman yang saya cintai. Pertama-tama
marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan
karunia-Nya kita dapat berkumpul dalam kesempatan ini. Sholawat serta salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Amiin.
Dalam
kesempatan kali ini, saya akan menyampaikan sebuah pidato tentang “Rasa
Kebangsaan Indonesia”. Teman-teman yang saya cintai, belakangan ini rasa
kebangsaan akan tanah air kita dianggap sudah mulai luntur, hal ini tak lepas
dari derasnya era globalisasi yang mana banyak dari kita menganggap globalisasi
sama dengan westernisasi, yaitu lunturnya budaya ketimuran.
Di era
kini, semakin sulit ditemukan anak muda yang mempunyai sopan santun khas budaya
Timur, sebagaimana dulu pernah dicontohkan oleh para pendahulu kita. Juga
semakin sulit pula kita menemukan para generasi muda yang hafal butir-butir
dari sila Pancasila. Jika kita ambil sampel di tempat umum, apakah 100%
generasi muda kita hafal lagu Indonesia Raya ? Coba tanyakan pula siapa
pencipta lagu Bagimu Negeri. Tapi coba tanyakan siapa yang menyanyikan lagu I
Heart You, maka mereka akan dengan cepat menjawabnya.
Teman-teman
yang saya cintai, meskipun kadar kebangsaan seseorang tidak semata-mata diukur
dengan bisa tidaknya ia menyanyikan lagu kebangsaan, atau dengan mengetahui lagu-lagu
wajib. Paling tidak hal ini dapat menjadi tolok ukur dan suatu peringatan bagi
kita yang mengaku mencintai tanah air kita.
Berdasarkan
uraian tersebut, memang kita menyadari bahwa terjadi penurunan pamahaman dan
pengaplikasian akan rasa kebangsaan Indonesia. Namun dengan realita yang
demikian, kita tak perlu berkecil hati. Karena dengan berbagai upaya lainnya,
kita dapat mempertahankan rasa cinta akan bangsa ini, dan tentunya dengan terus
menggali potensi yang ada.
Belakangan
juga mulai bermunculan aksi-aksi dari masyarakat sebagai bentuk kecintaannya
pada bangsa ini. Misalnya saja ketika terjadi konflik perbatasan dengan negara
tetangga. Sebagian masyarakat Indonesia berbondong-bondong menyatakan
kesediaannya untuk menjadi sukarelawan ikut berperang bahkan sebagian
masyarakat kita ada yang sudah melakukan latihan kemiliteran secara mandiri.
Contoh lainnya yaitu ketika budaya kita (baik lagu daerah, kesenian daerah, dan
sebagainya) diklaim oleh bangsa lain. Masyarakat Indonesia melakukan protes
keras terhadap tindakan negara tersebut. Juga ketika para TKI yang berada di
luar negeri mendapatkan perlakuan buruk. Masyarakat Indonesia dengan keras
melakukan aksi protes dan menuntut keadilan untuk saudaranya yang mendapat
perlakuan buruk tersebut.
Teman-teman
yang saya cintai, selain aksi nyata masyarakat yang saya sebutkan tadi,
sebenarnya masih banyak upaya-upaya konkrit yang dapat kita lakukan dalam
rangka memantapkan rasa cinta kita terhadap tanah air kita. Pertama, kita
manfaatkan momen kompetisi antar bangsa, baik bidang akademik maupun non
akademik. Kita ikut berpartisipasi dan mendukung prestasi bangsa Indonesia di
dunia Internasional. Walaupun terkadang pemerintah kurang memberikan perhatian
khusus pada pelajar Indonesia yang berprestasi, sehingga potensi mereka sering
dimanfaatkan oleh institusi asing. Yang kedua yaitu menggalakkan slogan “Cinta
Produk Indonesia”. Namun diharapkan tidak hanya slogan, tapi diikuti dengan
peningkatan kualitas dan kuantitas produk dalam negeri, sehingga kita tidak
terlalu bergantung pada negara lain. Dan yang terakhir yaitu, meningkatkan
kesadaran untuk memproteksi arus globalisasi informasi dan teknologi. Misalnya
saja dengan membatasi penggunaan internet yang tidak sesuai dengan budaya
bangsa Indonesia.
Teman-teman
yang saya cintai, rasa kebangsaan terlahir dari suatu sejarah yang panjang.
Kita sebagai generasi muda penerus bangsa berkewajiban untuk melestarikannya.
Pelestarian rasa kebangsaan merupakan salah satu usaha berdirinya Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Meski wacana yang ada menyatakan bahwa telah
terjadi penurunan rasa kebangsaan Indonesia, namun kita harus optimis karena
terbukti masih banyak potensi yang dapat dikembangkan guna memelihara rasa
kebangsaan agar dapat menjadi pijakan untuk kehidupan berbangsa dan bernegara.
Demikian
yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf apabila ada tutur kata dan perbuatan yang
kurang berkenan di hati karena kurangnya wawasan serta pengetahuan saya. Terima
kasih.
Mantap (y)
BalasHapus