Sebagian dari kalian mungkin asing dengan The Grounds of Alexandria, yang ada di Sydney itu. The Grounds of Alexandria sendiri merupakan kafe atau resto tematik, yang menyajikan nuansa 'hijau' nan menyegarkan. Penampakannya kurang lebih seperti ini. The Grounds of Alexandria yang ada di Sydney Nah, buat kalian yang mau merasakan nuansa tempat nongkrong yang seperti itu. Tak perlu jauh-jauh. Ada di Kota Batu! Retrorika namanya. Retrorika Coffee Bar & Resto, lengkapnya. Di Desa Bumiaji letaknya. Ada di Google Maps, atau bisa dicari via Instagram @retrorika.id . Buka hampir setiap hari. Jam 11.00-00.00 WIB untuk hari biasa, dan 10.00-00.00 WIB di akhir pekan. JANGAN LUPA, kafe ini tutup setiap hari KAMIS. Jangan seperti CPI yang melewatkan informasi tersebut. D engan percaya dirinya 'nyengklak' motor Vario 150 2019, dari Pemkot mBatu ke Jl. Dewi Mutmainah No. 2 Desa Bumiaji. Motor yang cukup gede untuk ' wong cilik ' dengan tinggi 150an cm. ...
Berita yang tersebar dijagad maya pun rata-rata hanya rilis media massa tentang peluncuran Suroboyo Bus, Sabtu (7/4) oleh Walikota Surabaya, Tri Rismaharini. Belum ada artikel dari warganet yang membahas pengalaman menggunakan Suroboyo Bus. Jadi kali ini Penulis akan mencoba berbagi pengalaman menggunakan Suroboyo Bus.
Penulis
memulai dari Halte Basra yang terletak di Jl. Basuki Rahmat, tepatnya di depan
Hotel Bumi Surabaya. Tampak dua buah tong sampah berwarna kuning yang
diperuntukkan khusus untuk calon penumpang Suroboyo Bus.
Sebagaimana info yang tersebar, bahwa untuk naik Suroboyo Bus, calon penumpang hanya diminta membayar menggunakan sampah plastik, yaitu tiga buah botol plastik besar (ukuran 1.5 liter), atau lima buah botol plastik sedang, atau 10 buah gelas plastik.
Dan tak dipungkiri pula bahwa kedepan akan menggunakan metode pembayaran menggunakan kartu, dengan biaya Rp. 6.000,- untuk satu tiket. “Tapi mungkin hal itu masih lama terealisasi Mbak.”, tambah Kusnadi.
Sebagaimana info yang tersebar, bahwa untuk naik Suroboyo Bus, calon penumpang hanya diminta membayar menggunakan sampah plastik, yaitu tiga buah botol plastik besar (ukuran 1.5 liter), atau lima buah botol plastik sedang, atau 10 buah gelas plastik.
Dan tak dipungkiri pula bahwa kedepan akan menggunakan metode pembayaran menggunakan kartu, dengan biaya Rp. 6.000,- untuk satu tiket. “Tapi mungkin hal itu masih lama terealisasi Mbak.”, tambah Kusnadi.
![]() |
Menunggu dengan nyaman di Halte Basra. |
Hal penting yang
perlu diketahui oleh calon penumpang, Suroboyo Bus hanya berhenti untuk
menaikkan dan menurunkan penumpang di Halte atau pada rambu “Bus Stop”. Jadi
penumpang tidak bisa seenaknya turun atau naik di sembarang tempat.
Suroboyo
Bus beroperasi jam 06.00-22.00 WIB dengan satu rute yang
sama, yaitu Terminal Purabaya (Bungurasih) – Jembatan Merah Plaza (JMP). Menurut
Kusnadi, untuk saat ini hanya ada enam dari delapan armada yang beroperasi, dikarenakan
dua armada lainnya masih belum siap untuk dioperasikan.
![]() |
Suroboyo Bus tampak luar, warna merah dan logo besar di sisi kanan kirinya. |
Suroboyo Bus mempunyai
tampilan yang terlihat jelas berbeda dari bus konvensional di
Surabaya. Warna merah dan tampilan bus yang tinggi membuat Suroboyo Bus mudah
terlihat meski dari kejauhan.
Transportasi umum yang menggunakan Mercedes Benz
tipe 1726 ini menawarkan berbagai fasilitas yang membuat penumpang merasa
nyaman dan aman. Bus terdiri dari dua pintu otomatis yang terletak di sisi kiri
bagian depan dan tengah badan bus.
Di bagian dalam bus terdapat satu LCD yang
terletak di tengah, berikut speaker yang akan selalu memberitahu penumpang jika
telah mendekati halte. Penumpang tidak perlu khawatir terlewat tempat pemberhentian
karena ada petugas Helper yang selalu siap sedia membantu dengan ramah.
Di
beberapa tiang di dalam bus juga dilengkapi dengan tombol. Penumpang dapat
memencet tombol tersebut jika ingin turun, tentunya tetap di Halte atau rambu “Bus
Stop”.
Suroboyo Bus juga dilengkapi dengan 12 kamera pengintai, empat kamera
berada di bagian luar bus, dan delapan diantaranya berada di dalam bus.
Dikabarkan Suroboyo Bus akan menjadi transportasi umum yang bebas dari kemacetan
karena terintegrasi oleh sistem, sehingga traffic light akan selalu berwarna
hijau saat Suroboyo Bus mendekat. Namun sayangnya untuk saat ini masih belum
terkoneksi oleh sistem.
Suroboyo Bus
berisikan 43 kursi penumpang dengan tiga warna yang berbeda yaitu merah muda,
merah, dan oranye. Masing-masing warna kursi mempunyai peruntukkan yang
berbeda-beda. Hal ini diumumkan pada speaker yang ada di bus.
Kursi dengan
warna merah muda diperuntukkan bagi kaum hawa. Letak kursi merah muda berada di
bagian depan.
Dibelakang kursi merah muda terdapat
masing-masing dua kursi merah yang diperuntukkan bagi para manula, wanita
hamil, dan disabilitas. Setelah barisan kursi warna merah, terdapat dua kursi
panjang berwarna oranye yang bisa dilipat, letaknya juga persis berhadapan
dengan pintu tengah.
Di bagian belakang berjejer kursi oranye, yang diperuntukkan untuk umum. Jadi penumpang Bapak-Bapak, muda-mudi, anak kecil, dll bisa menggunakan kursi ini. Tak ketinggalan pula, Suroboyo Bus juga menyediakan 26 sling pegangan, untuk penumpang yang tidak kebagian tempat duduk.
Bagaimana sih
caranya naik Suroboyo Bus ?
![]() |
Interior Suroboyo Bus. |
![]() |
Kursi warna merah muda diperuntukkan bagi wanita. |
![]() |
Kursi warna merah diperuntukkan bagi manula, wanita hamil, dan difabel. |
![]() |
Kursi warna oranye diperuntukkan umum. |
Untuk saat ini
calon penumpang hanya perlu membawa sampah plastik dengan jumlah yang telah ditentukan, lalu menunggu Suroboyo Bus di Halte. Setelah Suroboyo Bus tiba, penumpang naik dan
menyerahkan sampah plastik kepada Helper.
Helper disini mungkin semacam Kondektur (bagi bus konvensional). Helper akan mencetak e-tiket dan memberikan ke penumpang.
Penggunaan e-tiket berlaku selama dua jam, artinya adalah selama waktu tersebut penumpang
bisa menggunakan Suroboyo Bus secara gratis, sekalipun penumpang sempat turun
dari bus untuk ke suatu tempat kemudian naik bus lagi.
Penumpang yang akan turun
di Halte, e-tiketnya akan diminta oleh Helper untuk di scan kemudian diganti
dengan e-tiket lain yang menunjukkan kalau penumpang turun di Halte
tersebut. Sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar berikut.
![]() |
E-tiket yang menunjukkan turun ke Terminal Purabaya (Bungurasih). |
![]() |
E-tiket yang menunjukkan naik dari Terminal Purabaya (Bungurasih). |
Kini untuk naik Suroboyo Bus, penumpang bisa terlebih dahulu setor sampah plastik di Terminal Purabaya atau Halte Rajawali, untuk mendapat kartu dan stiker. Sehingga penumpang tak perlu repot-repot membawa sampah plastik, saat akan naik bus.
Satu stiker pada kartu tersebut berlaku untuk satu tiket Suroboyo Bus. Satu stiker bisa diperoleh dengan mengumpulkan 3 botol besar (1500 ml) ATAU 5 botol sedang (600 ml) ATAU 10 gelas plastik (240 ml).
O ya, sekarang rute Suroboyo Bus bertambah loh. Rute baru ini melewati kampus-kampus terkenal di Surabaya.
![]() |
Rute Suroboyo Bus wilayah Barat dan Timur Surabaya |
Semoga ke depan rute Suroboyo Bus ditambah lagi dan semoga masyarakat Surabaya dapat bersama-sama menjaga sarana umum ini agar tidak kotor apalagi rusak. Toh kalau kondisi Suroboyo Bus seperti ini terus (baca: baru, bersih) bukankah kita juga yang menikmatinya ?
Jadi, apakah teman-teman berminat untuk mencoba Suroboyo Bus ? (cpi)
Semua foto dibidik menggunakan HP Huawei Y5. @Catur_Indriyani
Komentar
Posting Komentar