Langsung ke konten utama

HIDDEN GEM! Rasakan The Grounds of Alexandria Sydney Ala Kota Batu, Jawa Timur

Sebagian dari kalian mungkin asing dengan The Grounds of Alexandria, yang ada di Sydney itu. The Grounds of Alexandria sendiri merupakan kafe atau resto tematik, yang menyajikan nuansa 'hijau' nan menyegarkan. Penampakannya kurang lebih seperti ini. The Grounds of Alexandria yang ada di Sydney Nah, buat kalian yang mau merasakan nuansa tempat nongkrong yang seperti itu. Tak perlu jauh-jauh. Ada di Kota Batu! Retrorika namanya. Retrorika Coffee Bar & Resto, lengkapnya. Di Desa Bumiaji letaknya. Ada di Google Maps, atau bisa dicari via Instagram @retrorika.id . Buka hampir setiap hari. Jam 11.00-00.00 WIB untuk hari biasa, dan 10.00-00.00 WIB di akhir pekan. JANGAN LUPA, kafe ini tutup setiap hari KAMIS. Jangan seperti CPI yang melewatkan informasi tersebut. D engan percaya dirinya 'nyengklak' motor Vario 150 2019, dari Pemkot mBatu ke Jl. Dewi Mutmainah No. 2 Desa Bumiaji. Motor yang cukup gede untuk ' wong cilik ' dengan tinggi 150an cm.

Menjelajah Sudut Demi Sudut Rumah HOS Tjokroaminoto

Surabaya, Surabaya, oh Surabaya. Kota kenangan, kota kenangan, takkan terlupa.” Penggalan lirik yang dinyanyikan oleh Titik Hamzah itu, boleh jadi sangat mengena di hati. Bagaimana tidak, Surabaya memang kota metropolitan kedua di Indonesia, namun kental akan sisi historis. Di kota ini pernah terjadi pertumpahan darah yang begitu dahsyat, hingga julukan Kota Pahlawan menjadi layak untuk disandang.

Kenangan akan masa-masa perjuangan, semakin dikuatkan dengan bangunan-bangunan tua yang kini masih berdiri dengan kokohnya. Salah satunya bangunan cagar budaya yang terletak di sudut perkampungan Peneleh Surabaya.

Bangunan ini memang bukan saksi bisu pertempuran melawan penjajah. Namun di rumah sederhana inilah para tokoh besar bangsa, belajar dan berproses. Rumah HOS Tjokroaminoto, begitulah rumah ini disebut, lantaran merupakan tempat tinggal dari tokoh pahlawan, Hadji Oemar Said Tjokroaminoto.

CPI sebagai warga asli, yang tentunya #BanggaSurabaya, berkesempatan #JelajahCagarBudayaSurabaya ke Rumah HOS Tjokroaminoto, pada Sabtu (27/10) lalu.

Mengapa memilih kesana? Peneleh adalah jalanan yang biasa dilewati semasa SMP, tahun 2011 lalu. Berulangkali mendengar “Disini ada rumahnya Pak Karno loh,” namun sayang belum kesampaian kesana.

Maka dari itu sepulang kantor sekitar pukul 13.00 WIB, dimana terik matahari sedang ‘beradu’, CPI bergegas menuju Jl. Peneleh Gang VII Nomor 29-31, letak rumah HOS Tjokroaminoto berada. Lokasinya tidak jauh dari rumah Ir. Soekarno lahir, yaitu di Jl. Pandean Gang IV Nomor 40.

Tak perlu khawatir salah jalan, karena Jl. Peneleh gang VII terletak persis di seberang Jembatan Peneleh. Ada pula papan tulisan pada gapura gang. Letaknya pun tak jauh dari pintu masuk gang.

1. Depan Rumah

Rumah HOS Tjokroaminoto

Bisa dilihat bahwa rumah ini di dominasi oleh warna hijau dan putih. Pagar, pintu, serta beberapa aksen lainnya diberi cat hijau. Sedangkan untuk cat temboknya berwarna putih.

Nuansa klasik tak hanya dirasakan dari warnanya saja, tapi juga dari bentuk pintu, jendela, serta dua lampu yang menempel di dinding depan. Pada dua diantara empat pilar kayu, terdapat tulisan 29 dan 31, yang berarti rumah ini menempati nomor 29 sampai 31.
Sekilas tentang Rumah HOS Tjokroaminoto

Teras rumah ini tak cukup besar, sehingga begitu masuk pagar, pengunjung akan langsung mendapati pintu utama. Namun sebelum masuk, pengunjung bisa membaca sekilas tentang Rumah HOS Tjokroaminoto, pada plakat besar yang ada di samping pintu.

2. Ruang Tamu

Ruang tamu di Rumah HOS Tjokroaminoto

Begitu memasuki pintu utama model dua daun pintu, nuansa kesederhanaan akan langsung ditangkap. Ubin kecil warna kuning dan merah marun, tampak kusam di beberapa sudut ruangan. Di bagian kanan setelah pintu utama, terdapat satu meja kayu bulat, dengan empat kursi kayu yang mengelilinginya.
Tampak ada prasasti (kanan) penandatanganan Museum HOS Tjokroaminoto
oleh Walikota Surabaya, Tri Rismaharini

Tiga bufet kayu serta dua tanaman kecil, juga menghiasi tempat ini. Sedangkan pada temboknya, terpampang potret para tokoh zaman pergerakan HOS Tjokroaminoto.
Prasasti peresmian Museum HOS Tjokroaminoto

Di sisi kiri setelah pintu utama, pengunjung bisa melihat potret Tjokroaminoto, sekaligus membaca sekilas perjalanannya yang telah dirangkum dari tahun ke tahun.

Menurut penjelasan pemandu dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya, Achmad Yanuar Firmansyah, dulu rumah ini terdiri dari 10 kamar dan dihuni oleh 20 orang, termasuk penghuni kos. Informasi itu didapat dari cerita Presiden pertama RI, Soekarno dalam buku fenomenal karya Cindy Adams, bahwa ada paviliun, yang berarti bangunan kecil di samping rumah induk.

Namun menurut saksi hidup warga sekitar, bangunan milik tetangga samping rumah ini telah ada sejak dulu. Sehingga ada spekulasi bahwa paviliun itu terletak di belakang rumah, yang saat ini sudah menjadi bangunan Sekolah Dasar.
Potret HOS Tjokroaminoto dan istri, yang dipajang di ruang tamu

Informasi lainnya bahwa di belakang rumah ini terdapat pohon sawo. Konon dulu ada penghuni kos yang mendapatkan undian seekor kuda, kemudian kuda itu diletakkan di halaman belakang. Namun karena tidak mampu untuk merawat, maka kuda tersebut dijual.

Adapula informasi lain, bahwa Pak Tjokro pernah memiliki kandang kuda di belakang rumahnya.

3. Ruang Sarekat Islam

Ruang yang berisikan informasi seputar Sarekat Islam

Akses selanjutnya akan membawa pengunjung pada ruangan yang berisi seputar pergerakan Sarekat Islam, yang dipimpin oleh Tjokroaminoto. Menurut Yanuar, hampir semua perabotan dalam rumah ini adalah duplikasi, bukan benda-benda asli peninggalan, kecuali logo Sarekat Islam yang dipajang dalam ruangan ini.
Logo Sarekat Islam yang terpajang merupakan asli peninggalan

Sedangkan buku-buku yang ada disini, merupakan sumbangan dari ahli waris. Beberapa merupakan buku asli dari Tjokroaminoto.

4. Ruang Informasi Penghuni Kos

Ruangan tempat informasi penghuni kos di Rumah HOS Tjokroaminoto

Perjalanan kisah di rumah ini tak hanya seputar sosok empunya, tapi adapula secuil kisah yang dibagikan, seputar para anak muda penghuni kos, seperti Soekarno, Musso, Alimin, Semaun, Darsono, Kartosoewiryo.

5. Kamar Loteng

Tidak ada jendela sama sekali. Bahkan aktifitas siang hari pun harus menyalakan lampu,” kurang lebih itu lah pernyataan Soekarno dalam mendeskripsikan kamarnya. Ya, jika di tarik kesimpulan bahwa tidak ada lagi bangunan selain rumah induk, maka yang paling memungkinkan adalah kamar Soekarno berada di loteng.
Tangga menuju kamar loteng

Masih bertemakan hijau, tangga dari besi yang menghubungkan ke loteng ini memiliki model klasik. Hampir seperti tangga yang ada dalam sebuah kapal selam atau sejenisnya. Konon ada yang menyebutkan bahwa tangga ini dulunya terbuat dari kayu, dan bisa dilipat serta disembunyikan. Sehingga keberadaan kamar di loteng ini menjadi tempat rahasia.
Nuansa kamar loteng di Rumah HOS Tjokroaminoto

Pemandangan kamar loteng ini benar-benar membawa kita ke zaman dulu. Lantai kayu yang mulai lapuk, bahkan dua per tiganya telah diganti dengan yang baru. Kemudian langit-langit dari anyaman bambu, persis seperti yang ada di lantai bawah.

Ada beberapa alas dari anyaman bambu, yang digunakan untuk tidur. Serta deretan meja kecil yang menurut Yanuar, meja ini tidak menyerupai aslinya.

Berdasarkan cerita Soekarno, dulu ia menulis di kamar menggunakan meja dan kursi. Dengan begitu, meja kecil yang kini ada di kamar loteng ini sangat tidak sesuai dengan pernyataan Soekarno.

6. Kamar HOS Tjokroaminoto

Kamar HOS Tjokroaminoto

Perjalanan jelajah rumah ini berakhir pada kamar di lantai bawah. Ya, ruangan ini dikhususkan untuk mengulas singkat tentang keluarga Tjokroaminoto. Nuansa klasik begitu terasa dari penggunaan kelambu putih, yang dibiarkan menjuntai di sekitar ranjang.

Pada dinding kamar terpasang foto-foto Tjokroaminoto dengan istri dan anak-anaknya. Termasuk potret pusara Tjokroaminoto yang dimakamkan di Jogja tahun 1934.

Sekilas info, Siti Oetari yang merupakan putri Tjokroaminoto adalah istri pertama dari Soekarno. Sayangnya pernikahan tersebut tak bertahan lebih dari dua tahun.

Siti Oetari juga merupakan nenek dari musisi Maia Estianty. Maka HOS Tjokroaminoto adalah kakek buyut dari Maia.

Saking asyiknya menjelajah, CPI sampai terlupa untuk memenuhi salah satu syarat lomba. Sehingga saat hampir tiba di Jl. Urip Sumoharjo, CPI akhirnya kembali lagi ke lokasi hanya untuk ber-swafoto. (cpi)
Swafoto adalah bukan keahlian CPI :) 

Rumah Hadji Oemar Said Tjokroaminoto
Waktu Berkunjung: Selasa-Minggu, pukul 09.00 WIB-17.00 WIB
Tiket Masuk: GRATIS
Jl. Peneleh Gang VII Nomor 29-31, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya

Video sekilas Rumah HOS Tjokroaminoto.

Beli Langsung

Komentar

  1. Wah keren.. Berasa lagi beneran ada ditempat itu.. Jadi pingin segera kesana. Makasih tulisannya kak..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prak. 8 - Remake "One Little Finger" (Part 2)

1.  Tujuan       Mempercepat penggunaan Adobe Flash Professional melalui kegiatan remake. 2.  Alat       Adobe Flash CS 5.5 3.  Bahan      Video "One Little Finger by Super Simple Song". 4.  Dasar Teori            Secara teknis, Adobe Flash memiliki fitur untuk in-between otomatis yang disebut dengan Tween. Motion Tween adalah pergerakan suatu objek dari keadaan awal sampai keadaan akhir. Motion tween sering digunakan untuk memberikan animasi berupa merubah posisi benda, merubah ukuran benda, dan merubah visibilitas, kecerahan (brightness), kedalaman warna benda. Merubah posisi benda dapat diartikan bahwa motion tween dapat menggerakkan benda dari titik A ke titik B. 5.  Tugas Praktikum      Buatlah tiruan video One Little Finger. 6.  Hasil Praktikum       7.  Kesimpulan       Dari praktikum ini, saya belajar membuat animasi dengan memanfaatkan motion tween yang dalam hal ini difungsikan untuk merubah ukuran dan letak objeknya. 8.  Refe

20 Etika Berbicara dan Berdiskusi

CPI Menulis - 20 ETIKA BERBICARA versi CPI Berbicara dengan baik dan sopan menyesuaikan lawan bicara. Berbicara dengan artikulasi yang jelas. Berbicara dengan volume suara yang pas (tidak terlalu pelan, juga tidak terlalu keras). Berbicara seperlunya dan tidak bertele-tele. Disarankan tetap mengontrol emosi saat berbicara. Tidak menyela orang lain yang sedang berbicara. Tidak berbicara dengan cepat atau tergesa-gesa. Tidak merasa diri paling pintar. Tidak berbicara dengan nada tinggi atau menyombongkan diri. Tidak makan saat berbicara, misalnya sambil mengunyah permen. Hindari pengucapan kata-kata kasar. Hindari nada pembicaraan yang terkesan membentak. Hindari bahasan yang isinya menjelekkan orang lain. Hindari segala bentuk bahasan yang dapat memicu pertikaian. Hindari penggunaan kata-kata daerah tertentu, karena tidak semua orang memahami artinya. Tidak memasukkan unsur SARA dalam pembicaraan. Disarankan melihat lawan bicara. Jika pembicaraan bertujuan mempeng

Prak. 2 - Membuat Animasi Sticky Man Berjalan pada Adobe Flash

1.  Tujuan       Mampu membuat Stiky Man dan animasi berjalan dengan Adobe Flash. 2.  Alat       Adobe Flash CS 5.5 3.  Dasar Teori       Ada beberapa dasar teori yang bisa digunakan sebagai petunjuk (guidance) dalam pembuatan stickman berjalan, antara lain :      1. Pose          Berikut adalah pose-­pose yang perlu ada dalam sebuah walk. Seringkali disebut dengan walk cycle. Dinamakan cycle karena pose ini dipilih sedemikian rupa sehingga pose terakhir identik dengan pose awal sehingga bisa disusun menjadi sebuah siklus tanpa henti.                   Perhatikan bahwa ada 4 pose yang diperlukan, yaitu contact, down, passing, dan up.             Untuk mempermudah proses belajar, ada baiknya jika fokus pada pergerakan kaki dahulu. kemudian baru dilanjut bagian tubuh yang lain pada kesempatan berikutnya.         2. Timing             Timing yang dimaksud adalah jumlah frame yang diperlukan untuk menghasilkan animasi yang diinginkan. Timing juga berhubungan dengan durasi